Rabu, 17 Maret 2010

WATU PINAWETENGAN


WATU TUMOTOWA WANGKO
WATU PINAWETENGAN
Setelah terjadi bencana alam beruntun di TUUR IN TANA orang Malesung kemudian berjalan ke timur sesuai petunjuk manguni yang menyimbolkan harapan baru. Di perjalanan mereka mendapatkan petunjuk lagi ke arah utara. Tibalah mereka di sumesepul, setelah beristirahat mereka kemudian mencari pemukiman baru, sampailah mereka di tempat yang dinamai Ranolesi, tempat inilah yang menjadi pemukiman awal setelah pindah dari Tuur in Tana terletak di antara desa TOURE-TUMARATAS. sesuai kebiasaan mereka kemudian mencari batu untuk di jadikan mesbah. Akhirnya mereka menemukan sebuah batu besar di lereng pegunungan tonderukan, kemudian di namai WATU TUMOTOWA WANGKO. Lama kelamaan orang Malesung menjadi lebih banyak sehingga lahan penghidupan mulai kurang. Para Walian dan orang-orang malesung lainnya kemudian berkumpul di WATU TUMOTOWA WANGKO untuk mencari solusi. Mereka kemudian membagi menjadi 3 kelompok.............................
WATU TUMOTOWA WANGKO ini kemudian menjadi WATU PINAWETENGAN(batu tempat Membagi....)
silahkan lihat koleksi foto
TUUR IN TANA(ada lebih dari 30 buah batu prasasti yang di temukan)
. di
facebook
ctaroreh@ymail.com





WATU TIWA
TUUR IN TANA MINAHASA-MALESUNG
KUBUR LELUHUR PERTAMA ORANG MINAHASA

Setelah pertemuan diatas puncak WULUR MAHATUS Toar-Lumimuut kemudian turun gunung dan tinggal di lembah yang banyak di tumbuhi bulu tui. Keturunan Toar-lumimumuut berkembang biak dan mendiami daerah lembah, mereka kemudian menamai diri TOU MALESUNG(orang lembah). Pemukiman awal orang MALESUNG ini kemudian di namakan TUUR IN TANA. Sebelum meninggal TOAR-LUMIMUUT memberikan wejangan yang menjadi aturan hidup orang MALESUNG.Aturan hidup itu dinamai TIWA TOAR-LUMIMUUT.
Isi TIWA TOAR-LUMIMUUT:
*SI TOU PELENG MASUAT Manusia semua sama sederajat
*MALEOS-LEOSAN Saling berlaku baik
*MASIGI-SIGIAN Saling menghormati
*MAUPU-UPUSAN Saling mengasihi
*MATOMBO-TOMBOLAN Saling menopang
*MASAWA-SAWANGAN Saling membantu
*MAESA-ESAAN Bersatu.
Keturunannya kemudian bersumpah untuk menjalankan amanah tersebut.
Toar-lumimuut di makamkan berdampingan di bawah sebuah batu bersimbol.
Di dalam setiap upacara adat RUMAGES keturunannya selalu mengikrarkan kembali TIWA TOAR-LUMIMUUT sambil mengelilingi kubur leluhur pertama mereka. batu bersimbol yang menandai kubur Toar-lumimuut ini kemudian di kenal menjadi WATU TIWA TOAR-LUMIMUUT.Di sekitar Watu Tiwa ini terdapat kubur leluhur Malesung lainnya yang di tandai dengan simbol-simbol yang di pahatkan di atas batu. Di sebelah timur watu tiwa tepatnya di puncak sebuah bukit terdapat susunan batu besar berlobang yang dinamai WATU LISUNG tempat berdoa para Walian.
Pada suatu waktu di Tuur in tana terjadi bencana alam beruntun, ini menandai orang Malesung harus mengosongkan tempat itu.
WATU NIOTAKAN menjadi tanda telah terjadi bencana alam beruntun
.
sesuai petunjuk Manguni orang Malesung kemudian berjalan ke arah timur yang menyimbolkan harapan baru. Di perjalanan mereka mendapat petunjuk berjalan ke utara. Tibalah mereka di tempat yang bernama Sumesepul. mereka kemudian mencari tempat untuk di jadikan pemukiman baru....Bersambung TUUR IN TANA 2
TUUR IN TANA DI TEMUKAN KEMBALI PADA 28 DES. 2008
SILAKAN LIHAT FOTO-FOTO TUUR IN TANA DI
FACEBOOK saya
ctaroreh@ymail.com